LENTERA MALUT— Gelombang keluhan para honorer paruh waktu di Kota Ternate akhirnya meledak di ruang sidang paripurna DPRD! Politisi Partai Gerindra, Tasman Balak, angkat bicara lantang soal dugaan pungutan yang mencekik para tenaga honorer yang tengah berjuang mengikuti rekrutmen PPPK paruh waktu.
Dalam pernyataannya yang mengejutkan, Tasman mengungkap bahwa banyak honorer mengeluh karena harus mengeluarkan uang hingga ratusan ribu rupiah hanya untuk mengurus administrasi, seperti SKCK, tes kesehatan, hingga tes narkoba di BNN.
“Ada ibu-ibu mengadu, suaminya sampai mondar-mandir sebulan penuh urus berkas tapi tak kunjung selesai. Padahal mereka ini sedang cari kerja, bukan minta kerja!” tegas Tasman, dengan nada geram.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa biaya yang dibebankan tidak masuk akal. Tes kesehatan dikenakan biaya Rp210 ribu, padahal saat di cek biaya di puskesmas hanya Rp20 ribu. Sementara tes narkoba di BNN dipatok Rp290 ribu!
“Ini harus jadi perhatian serius! Mereka ini anak-anak kita juga, Pemerintah harus hadir, bukan malah memberatkan!” katanya.
Tak hanya soal honorer, Tasman juga menyoroti kondisi miris ASN dan tenaga kesehatan di Kecamatan Batang Dua. Ia mengungkapkan fakta bahwa banyak dari mereka terpaksa menumpang tinggal di rumah warga karena tak memiliki tempat tinggal yang layak.
“Bayangkan, mereka ASN, tapi tidur numpang di rumah warga! Ini pulau terluar, mereka mengabdi di sana harusnya difasilitasi, dibangunkan asrama! Jangan cuma dituntut kerja tapi dibiarkan hidup tak layak,” sentilnya keras.
Pernyataan Tasman ini langsung mengundang perhatian, karena didengar langsung oleh Wakil Wali Kota, olehnya kini ola panas ada di tangan Pemkot Ternate — akankah mereka bertindak, atau justru membiarkan derita ini terus berlanjut? (Red)







