LENTERA MALUT – Perubahan cara masyarakat mengakses informasi kini berlangsung begitu cepat. Dari koran dan majalah yang dulu jadi andalan, kini berita hadir seketika lewat layar ponsel. Kondisi itu membuat dunia jurnalistik dituntut semakin adaptif terhadap kemajuan teknologi.
Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Utara, Dwi Putra Indrawan, saat membuka kegiatan capacity building bersama insan pers di Hotel Pullman Jakarta, Senin (20/10/2025).
“Dulu media hanya berbentuk cetak. Sekarang semua sudah serba digital. Karena itu, wartawan harus terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan zaman,” ujarnya.
Dwi menegaskan, di tengah arus informasi yang kian deras, etika dan profesionalisme tetap harus menjadi pijakan utama. Ia mengingatkan bahwa batas antara jurnalis profesional dan penulis konten kini semakin kabur.
“Penting bagi kita memperkuat kompetensi dan tetap berpegang pada kode etik jurnalistik. Kredibilitas adalah hal yang membedakan media profesional dengan sekadar penyebar informasi,” tegasnya.
Menurut mantan Kepala BI Papua itu, kegiatan capacity building seperti ini bukan sekadar ajang pembekalan teknis, tetapi juga ruang mempererat sinergi antara BI dan media di daerah.
“Kami berharap kegiatan tahunan ini dapat memperluas wawasan serta memperkuat kolaborasi antara Bank Indonesia dan insan media di Maluku Utara,” kata Dwi.
Dalam kegiatan tersebut, Jurnalis Senior Tempo, Sunu Dyantoro, membawakan materi bertajuk “Cross-Platform Journalism: Strategi Jurnalistik di Era Digital.” Sementara Jurnalis Kumparan, Ikhwanul Habibi, membahas topik “Between Virality and Veracity: Etika Jurnalistik di Dunia Digital.”
Acara berlangsung interaktif, dengan sesi tanya jawab seputar tantangan media menjaga kredibilitas di tengah tekanan kecepatan dan kebutuhan viralitas konten. (Red)







