Produksi Jagung Maluku Utara Naik, Petani Mulai Tersenyum

Unknown's avatar
Kepala BPS Provinsi Maluku Utara, Simon Sapary saat siaran pers beberapa waktu lalu / Dok : LM
Kepala BPS Provinsi Maluku Utara, Simon Sapary saat siaran pers beberapa waktu lalu / Dok : LM

LENTERA MALUT — Kabar baik datang dari sektor pertanian Maluku Utara. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi jagung pipilan di provinsi ini diperkirakan meningkat sepanjang tahun 2025. Kenaikan ini menjadi angin segar bagi para petani setelah sempat mengalami fluktuasi luas tanam akibat cuaca dan pola tanam yang tidak menentu.

Kepala BPS Maluku Utara, Simon Sapary, dalam rilis resmi, Senin (3/10/2025), menjelaskan bahwa luas panen jagung pipilan pada tahun ini mencapai 1.475 hektare, naik 12,03 persen dibanding tahun lalu yang hanya 1.317 hektare.

Sementara itu, produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 4.909 ton, meningkat 379 ton atau 8,37 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 4.530 ton.

“Peningkatan ini menunjukkan bahwa produktivitas petani kita cukup baik, meski kondisi cuaca dan pola tanam di beberapa wilayah masih belum stabil,” ujar Simon.

Berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) jagung, realisasi panen dari Januari hingga September 2025 mencapai 962 hektare. Angka ini memang turun sekitar 21,23 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 1.222 hektare. Namun, potensi panen pada Oktober hingga Desember 2025 diperkirakan mencapai 512 hektare, sehingga total luas panen tetap menunjukkan kenaikan di akhir tahun.

BPS memperkirakan puncak panen jagung tahun ini akan terjadi pada bulan November, dengan luas panen mencapai 250 hektare. Sedangkan pada tahun 2024, puncak panen terjadi di Februari dengan luas panen 307 hektare.

Simon menambahkan, berdasarkan hasil KSA, panen jagung di Maluku Utara terbagi dalam tiga jenis, yaitu panen hijauan, panen muda, dan panen pipilan. Dari total luas panen, jagung hijauan mencapai 167 hektare atau 5,83 persen, sedangkan jagung muda mendominasi dengan luas 1.735 hektare atau 60,57 persen dari total panen.

Menurutnya, data ini penting untuk menjadi dasar pengambilan kebijakan pemerintah daerah, terutama dalam pengelolaan stok pangan dan dukungan terhadap petani.

“Kalau tren kenaikan ini bisa dijaga, maka Maluku Utara berpotensi memperkuat posisi sebagai salah satu daerah penopang produksi jagung di kawasan timur Indonesia,” pungkas Simon. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *