LENTERA MALUT — Produksi padi di Provinsi Maluku Utara mengalami penurunan tajam sepanjang tahun 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara, luas panen padi tahun ini diperkirakan hanya 6.558 hektare, atau turun sekitar 30 persen dibanding tahun 2024 yang mencapai 9.367 hektare.
Kepala BPS Maluku Utara, Simon Sapary, dalam rilis resmi Rabu (5/11/2025) menjelaskan, penurunan luas panen berdampak langsung pada turunnya produksi gabah dan beras di wilayah Malut.
“Produksi padi tahun 2025 diperkirakan sebesar 21.866 ton gabah kering giling (GKG), turun 9.367 ton atau sekitar 29,99 persen dibandingkan tahun lalu,” jelas Simon.
Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi masyarakat, total produksi beras Maluku Utara tahun ini hanya sekitar 12.236 ton, lebih rendah 5.242 ton dari tahun 2024 yang mencapai 17.478 ton.
Penurunan juga terlihat dari hasil gabah kering panen (GKP) yang turun dari 38.818 ton di tahun 2024 menjadi 27.176 ton pada 2025.
BPS mencatat, puncak panen padi di Januari 2025 juga lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya — hanya sekitar 416 hektare atau turun 23,1 persen dari Februari 2024.
Sepanjang Januari hingga September 2025, realisasi panen padi di Maluku Utara mencapai 5.431 hektare, turun 35,48 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 (8.418 hektare).
Adapun potensi panen pada Oktober–Desember 2025 diperkirakan hanya sekitar 1.126 hektare. Penurunan ini menunjukkan tantangan serius bagi sektor pertanian di Maluku Utara, terutama dalam menjaga ketahanan pangan dan pasokan beras di daerah. (Red)







