Tak Hanya Tambang, BI Malut Ingin Sektor Lain Tumbuh Cepat

Unknown's avatar
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara, Dwi Putra Indrawan bersama Wakil Gubernur, Sarbin Sehe saat sesi wawancara bersama awak media usai agenda Pertemuan Tahunan Bank Indonesia / Dok : LM

LENTERA MALUT — Ekonomi Maluku Utara kembali menunjukkan performa impresif sepanjang 2025. Dengan pertumbuhan mencapai 39,10% pada triwulan III (yoy), provinsi ini kembali menempati posisi tertinggi secara nasional.

Namun, Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa ketergantungan pada sektor pertambangan perlu mulai dikurangi dengan memperkuat sektor ekonomi alternatif.

Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan BI Provinsi Maluku Utara, Dwi Putra Indrawan, dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025 di Bella Hotel Ternate, Selasa (2/12/2025).

“Sektor pertambangan masih menjadi motor utama perekonomian Maluku Utara. Namun, kita juga harus memberi perhatian serius pada sektor lain sebagai penggerak pertumbuhan berkelanjutan,” ujar Dwi.

Menurut BI, peluang pertumbuhan di luar sektor tambang masih sangat besar, khususnya pada perikanan, pertanian, dan pariwisata.

Dengan komposisi wilayah yang didominasi perairan, Malut memiliki potensi ekspor perikanan bernilai tinggi. Sementara itu, sektor pertanian juga dinilai prospektif dengan basis komoditas unggulan seperti kelapa, pala, dan cengkeh.

Industri wisata pun menjadi fokus pengembangan karena Maluku Utara memiliki destinasi alam dan budaya yang dinilai mampu bersaing secara nasional.

Untuk memperkuat sektor non-pertambangan, BI telah melakukan sejumlah program strategis, di antaranya: Revitalisasi destinasi Tanjung Rappa Pelangi, Pengembangan desa wisata Akebay,Peremajaan fasilitas wisata Pantai Kastela,Capacity building dan studi banding untuk Dinas Pariwisata se-Malut

Dalam bidang pertanian dan perikanan, BI juga mendorong: Pengembangan klaster binaan, Pemberdayaan badan usaha pesantren, Forum ekonomi untuk meningkatkan akses pembiayaan, Percepatan penyaluran kredit ke sektor prioritas

Dwi mengatakan konsumsi masyarakat tetap terjaga seiring penyaluran bantuan sosial serta perluasan program Makan Bergizi Gratis di sejumlah sekolah.

Dengan kondisi eksternal dan domestik yang terus menunjukkan tren positif, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada akhir 2025 berada pada kisaran: 26,80 persen hingga 30,80 persen.

Dwi menutup pemaparan dengan optimisme bahwa kinerja ekonomi Maluku Utara ke depan akan semakin kuat jika sinergi antarpemangku kepentingan terus berjalan.

Seperti diketahui dalam pertemuan tahunan ini, BI merangkum afenda dengan tema: Tangguh dan Mandiri – Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi dan Berdaya Tahan. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *