Toilet Kurang Terawat, Pelabuhan Sofifi Jadi Bahan Omongan

Unknown's avatar

Bagi sebagian orang, ruang tunggu pelabuhan bukan sekadar tempat transit. Di sana, kenyamanan menjadi bagian dari pengalaman perjalanan—mulai dari sanitasi, layanan, hingga fasilitas publik yang digunakan sebelum berlayar. Namun kenyamanan itu tampaknya belum sepenuhnya dirasakan pengguna transportasi laut di Pelabuhan Speed Boat Sofifi.

LENTERA MALUT — Sejumlah penumpang mengeluhkan kondisi toilet di area ruang tunggu Pelabuhan Speed Boat Sofifi. Bau menyengat yang tercium dari dalam toilet membuat suasana tidak nyaman, terutama bagi warga yang menunggu jadwal keberangkatan menuju Ternate maupun daerah lain.

Pantauan wartawan di lokasi menunjukkan kondisi lantai toilet tampak kotor dan becek. Sisa tanah dari alas kaki pengunjung menempel di lantai dan dinding, sementara aroma tidak sedap tercium kuat begitu pintu dibuka.

“Padahal ini kan gedung belum lama dibangun. Fasilitas masih baru, tapi kondisinya seperti kurang terawat,” keluh seorang penumpang yang hendak berangkat ke Ternate, Senin (8/12/2025).

Ia berharap pengelola pelabuhan—baik dari Dinas Perhubungan Kota Tidore Kepulauan maupun pihak Kesyahbandaran—lebih serius memperhatikan kebersihan fasilitas umum, terutama toilet yang digunakan oleh ratusan penumpang setiap hari.

Menurutnya, pelayanan yang baik harus sejalan dengan retribusi yang dibayarkan penumpang.

“Kontribusi pemasukan dari tiket juga banyak kalau dijumlahkan. Jadi semestinya kualitas pelayanan juga setara,” ujarnya.

Fasilitas umum yang baik tidak cukup hanya hadir secara fisik—yang lebih penting adalah bagaimana fasilitas itu dipelihara, dikelola, dan dioptimalkan agar memberi manfaat maksimal bagi masyarakat.

Kritik dari penumpang di Pelabuhan Sofifi semestinya menjadi bahan evaluasi agar pelayanan transportasi laut semakin baik, terlebih Sofifi adalah pintu gerbang mobilitas masyarakat dari dan menuju ibu kota provinsi.

Pengelolaan fasilitas sanitasi yang layak bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga kesehatan publik. Dengan perbaikan sistem kebersihan, pengawasan petugas, dan jadwal perawatan berkala, fasilitas yang sudah tersedia dapat kembali berfungsi optimal dan memberikan citra pelayanan publik yang lebih positif.

Karena pada akhirnya, transportasi yang baik bukan hanya tentang kapal yang berangkat tepat waktu—melainkan juga tentang pengalaman perjalanan yang nyaman dan manusiawi, sejak penumpang menjejakkan kaki di ruang tunggu. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *