LENTERA MALUT – Pada bulan Februari 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya peningkatan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Maluku Utara (Malut). Data ini menunjukkan bahwa TPT pada Februari 2025 mencapai 4,26 persen tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan Februari tahun 2024 yang mencapai 4,16 persen.
Kepala BPS Provinsi Maluku Utara, Simon Sapary, menjelaskan bahwa total jumlah pengangguran di Maluku Utara mencapai 29,53 ribu. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
“TPT mengalami peningkatan jika dibandingkan Februari 2024 yang sebesar 4,16 persen. Dan mengalami penurunan jika dibandingkan Februari 2023 yang sebesar 4,60 persen,” katanya, menambahkan.
Berdasarkan jenis kelamin, Pada Februari 2025, TPT laki-laki sebesar 3,79 persen. Angka tersebut lebih rendah dibanding TPT perempuan yang sebesar 5,03 persen.
“TPT laki-laki dan perempuan memiliki pola yang sama dengan TPT Maluku Utara. Yaitu naik dibandingkan Februari 2024, masing-masing sebesar 0,09 persen poin dan 0,16 persen poin,”kata Simon.
Simon menuturkan, pada Februari 2024 TPT menunjukkan perbedaan signifikan antara perkotaan dan perdesaan. Dimana TPT di daerah perkotaan tercatat sebesar 3,79 persen, yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan TPT di daerah perdesaan, yaitu 4,46 persen.
Angka ini menggambarkan perbedaan kondisi ekonomi yang dihadapi oleh kedua lingkungan tersebut.
Lanjut Simon, TPT pada Februari 2025 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Februari 2024. TPT di perkotaan meningkat sebesar 0,13 persen poin, sementara di perdesaan meningkat 0,11 persen poin.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan tingkat pengangguran, keduanya mengalami tekanan yang sama dalam hal peningkatan pengangguran.
“Berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan. TPT tamatan SMK masih berada di posisi tertinggi, yaitu 10,75 persen, sedangkan untuk pendidikan SD ke bawah, angka penganggurannya merupakan yang terendah di 2,03 persen,”cetusnya.
Simon juga mencatat penurunan TPT signifikan terjadi pada lulusan diploma I/II/III, yaitu penurunan sebesar 3,54 persen poin. Sebaliknya, lulusan SMP mengalami kenaikan tertinggi dalam TPT, yaitu 0,47persen poin.(Red)