LENTERA MALUT – Seorang pria penyandang disabilitas tuna netra, Julham sore itu tampak menyambut terbuka kehadiran wartawan ketika hendak dikonfirmasi mengenai paparannya di forum Konsultasi Publik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Maluku Utara (Malut) Tahun 2025-2029, Jum’at lalu (16/5/2025).
Sebelumnya saat sesi dialog yang dibuka oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Malut di Ballroom Gamalama Bella Hotel Ternate, pria bertongkat itu sudah memberikan pandangannya tentang keberadaan masyarakat disabel Maluku Utara.
Kepada wartawan Julham hanya seperti sedikit mengulang apa yang disampaikan dalam forum yang dihadiri para pemangku kebijakan dari instansi dan lembaga vertikal di Maluku Utara.
Saat ditanyakan apa pesan pentingnya yang perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah. Julham dengan tegas mengutarakan agar kemaslahatan penyandang disabilitas bisa diakomodir dalam perencanaan.
“Karena berbicara tentang disabilitas ini dia punya permasalahan kompleks. Mulai dari akses pendidikan, kesehatan, perlindungan hukum dalam hal ini peraturan daerah, dan lain sebagainya.,”tuturnya.
Pertemuan ini baginya adalah kesempatan yang baik untuk bersuara. Salah satunya, terkait pendataan terhadap penyandang disabilitas. Karena selama ini data tersebut belum ada sama sekali. Apalagi, Julham membeberkan, populasi disabilitas lumayan banyak.
Julham menyampaikan sejauh ini keberadaan penyandang disabilitas belum teridentifikasi . Padahal pendataan penyandang disabilitas merupakan salah satu penilaian dari pusat tentang kemajuan suatu daerah.
“Untuk pendidikan kalau bisa dalam hal pelayanan tidak berbelit-belit. Karena keberadaan kami untuk melanjutkan studi perguruan tinggi sepertinya kurang diharapkan dan diberi peluang kesempatan,”timpal Julham.
Julham mengharapkan, ia bisa bisa sukses dalam dunia pendidikan seperti penyandang disabilitas lainnya di daerah pulau Jawa. Namun harapan ini seakan kabur, sebab kebijakan pendidikan untuk disabilitas di Malut belum ada kemajuan. Terutama akses kesempatan seperti dirinya yang menyandang disabilitas netra.
“Sejauh ini untuk penyandang netra sangat sulit melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Karena masih ada stigma masyarakat bahwa kami adalah orang lemah yang tak bisa berbuat apa-apa,”ucap Julham dengan suara terdengar seperti sedikit kecewa.
Selain itu, ia menyoroti terkait data tunggal sosial ekonomi nasional bagi penyandang disabilitas dengan ekonomi lemah di Malut yang masih belum tercatat. Olehnya ia harapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dapat mendatanya dengan baik.
“Harapan kami kepada Pemprov saat ini adalah bagaimana agar bisa lebih peka terhadap penyandang disabilitas sehingga apa yang menjadi hak dasar itu bisa terpenuhi,”
“Karena sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 8 tahun 2016 terkait dengan hak-hak disabilitas,”cetusnya menutup.(Red)