Hijaukan Liburanmu: Menyatu dengan Alam di Ekowisata Tareba

Unknown's avatar
Kawasan camp area di ekowisata Pulo Tareba, Kota Ternate / Dok : Istimewa

LENTERA MALUT — Udara pagi yang sejuk menyambut langkah para pengunjung saat menapaki kawasan ekowisata Tareba. Di tengah rimbun pepohonan dan aroma tanah basah, mereka mendirikan tenda di tepi bukit, bersiap menikmati akhir pekan yang menyegarkan jiwa. Di sinilah, alam bukan sekadar latar liburan, melainkan ruang belajar tentang kehidupan yang lestari.

Kawasan ini dikembangkan oleh para pemuda setempat dan komunitas pecinta lingkungan dengan semangat gotong royong. Tujuan mereka sederhana: menghadirkan wisata alam yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendidik dan menjaga keseimbangan ekosistem.

“Kami ingin wisatawan datang bukan hanya untuk berfoto atau berkemah, tapi juga mengenal kekayaan alam dan satwa yang kami miliki,” ujar salah satu pemuda ekowisata Tareba.

Salah satu daya tarik utama Tareba adalah keberadaan kuskus mata biru (Phalanger matabiru), primata endemik langka yang menjadi ikon kawasan ini. Hewan nokturnal ini kerap terlihat bergelantungan di dahan pohon pada malam hari, menampakkan matanya yang berkilau kebiruan ketika terkena cahaya senter. Keberadaannya menjadi simbol penting bagi warga untuk terus menjaga kelestarian hutan Tareba.

Selain menjelajahi habitat kuskus, pengunjung dapat mengikuti berbagai kegiatan seperti camping ground, penanaman pohon, serta tur edukatif tentang flora dan fauna lokal. Anak-anak juga bisa diajak belajar mengenal jenis burung, serangga, dan tanaman obat tradisional yang tumbuh alami di sekitar hutan.

Suasana malam di Tareba menghadirkan keheningan yang menenangkan. Di bawah taburan bintang, para wisatawan bisa berkumpul di sekitar api unggun, menikmati kopi atau minuman hangat sambil mendengarkan kisah masyarakat tentang kehidupan berdampingan dengan alam. Bagi sebagian orang, pengalaman ini menjadi pengingat bahwa kebahagiaan sejati sering kali hadir dalam kesederhanaan dan harmoni dengan lingkungan.

Kini, ekowisata Tareba bukan hanya menjadi destinasi liburan alternatif, tetapi juga contoh nyata bagaimana inisiatif pemuda desa bisa menghadirkan perubahan. Melalui pariwisata berbasis konservasi, mereka berhasil menumbuhkan rasa cinta terhadap alam sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar.

“Kalau hutan rusak, kuskus mata biru pun hilang. Karena itu kami harus jaga alam ini seperti rumah sendiri,” tutur salah satu pemuda Tareba tersenyum sembari memandang pepohonan yang perlahan diselimuti kabut senja. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *