LENTERA MALUT – Kebakaran hebat melanda Gedung Asrama Haji yang terletak di Kelurahan Ngade, Kota Ternate, pada Selasa (18/11/2025) sekitar pukul 10.55 WIT. Insiden yang terjadi di lantai dua kamar nomor 204 ini dengan cepat merambat ke sejumlah ruangan lain sebelum berhasil dipadamkan.
Kabid Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) Kemenhaj Maluku Utara, Muhammad Zabir Rahib, mengatakan bahwa saat kejadian ia sedang dalam perjalanan menuju kantor. Menurut informasi awal, api diduga berasal dari kamar 204, namun penyebab pasti masih menunggu hasil penyelidikan aparat kepolisian.
“Kami belum mengetahui apakah ini korsleting listrik atau sebab lain. Itu nanti ditentukan pihak kepolisian,” ujar Zabir saat ditemui awak media.
Beruntung, sejumlah pegawai yang berada di lantai satu berhasil menyelamatkan dokumen dan peralatan penting kantor. Lantai satu sendiri merupakan area perkantoran, sedangkan lantai dua berfungsi sebagai kamar penginapan.
“Kerusakan paling parah terjadi di lantai dua. Untuk lantai satu, sebagian besar aman dan dokumen penting sudah dipindahkan,” jelas Zabir.
Ia menyebutkan, total kerugian akibat kebakaran diperkirakan mencapai Rp5 hingga Rp6 miliar, mencakup kerusakan pada bangunan dua lantai serta fasilitas seperti tempat tidur, kasur, dan televisi yang berada di dalamnya.
Zabir juga menuturkan bahwa bangunan ini sebelumnya merupakan aset Kementerian Agama. Namun sejak 1 September 2025, statusnya dialihkan menjadi aset Kantor Kementerian Haji (Kemenhaj), seiring pembentukan kementerian baru tersebut.
“Kami masih menggunakan gedung ini karena kantor permanen belum tersedia,” tambahnya.
Saat kejadian, terdapat sekitar 30 pegawai di dalam gedung. Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dilaporkan. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 12.30 WIT setelah lima hingga enam unit mobil pemadam kebakaran milik Dinas Damkar Kota Ternate dikerahkan ke lokasi.
“Petugas pemadam bergerak cepat. Sekitar pukul 11 lewat mereka sudah tiba dan langsung melakukan pemadaman,” ucap Zabir.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku Utara, Amar Manaf, menyampaikan bahwa gedung Musdalifah yang terbakar ini sebenarnya sedang dalam proses penghapusan aset sebagai bagian dari rencana pembangunan ulang.
“Tahun depan gedung ini rencananya dibangun baru, dan anggarannya sudah final. Namun karena prosesnya belum selesai, kebakaran ini terjadi sebelum rencana berjalan,” ungkap Amar.
Ia menekankan bahwa sebagai aset negara, penyelidikan resmi penyebab kebakaran sangat diperlukan sesuai prosedur.
“Tidak bisa kita simpulkan secara sepihak hanya karena gedung ini dalam proses penghapusan. Harus ada keterangan resmi dari kepolisian,” tegasnya.
Lebih lanjut, Amar memaparkan bahwa saat kebakaran terjadi, lantai dua gedung tersebut sedang digunakan untuk menginap oleh rombongan anak-anak peserta lomba karate, namun semuanya selamat.
Dengan kondisi bangunan yang rusak parah, gedung ini dipastikan tidak dapat digunakan lagi dalam waktu dekat. Pemerintah dan instansi terkait kini menunggu hasil investigasi resmi sembari menyiapkan langkah-langkah pemulihan. (Red)







