LENTERA MALUT – Perkembangan kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) terhadap empat pemuda asal Halmahera Selatan memasuki babak baru. Keempat korban yang sebelumnya dipaksa bekerja oleh perusahaan ilegal di Myanmar kini sudah berada dalam perlindungan pemerintah setempat.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Halmahera Selatan, Daud Djubedi, mengonfirmasi kabar tersebut. Menurutnya, kondisi itu menjadi langkah penting dalam upaya pemulangan para korban ke Indonesia.
“Untuk sementara, mereka sudah tidak berada di pihak perusahaan. Mereka ditampung oleh Pemerintah Myanmar, dan ini satu langkah lebih maju daripada kondisi sebelumnya,” kata Daud, dikutip dari salawaku.id, Ahad (16/11/2025).
Daud mengungkapkan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), unit perlindungan tenaga kerja migran, dan Kedutaan Besar RI di Yangon untuk memastikan kepulangan yang aman dan sesuai prosedur.
“Soal pemulangan, kami menunggu arahan resmi dari Kemenlu dan kedutaan. Semua harus dilakukan hati-hati agar aman,” lanjutnya.
Kasus ini terbongkar setelah empat pemuda Halsel—Feni Astari Dareno (23), Asriadi Musakir (24), Zether Maulana (22), dan Tantoni—dijanjikan pekerjaan sebagai marketing di Thailand dengan gaji Rp12 juta. Namun, mereka malah dibawa ke Myanmar dan dipaksa bekerja di pusat penipuan daring (online scam) di Myawaddy, wilayah yang dikenal sebagai basis kejahatan siber dan trafficking.
Mereka dilaporkan mengalami kekerasan fisik dan pembatasan kebebasan selama di bawah kendali perusahaan ilegal itu.
Kasus ini mencuat setelah keluarga melapor ke Polda Maluku Utara pada 6 Oktober 2025 (STTL/LP/B/84/X/2025/SPKT). Laporan itu memicu koordinasi lintas lembaga hingga para korban akhirnya berhasil diselamatkan oleh otoritas Myanmar.
Daud menegaskan pihak Disnakertrans Halsel akan terus memantau perkembangan hingga para korban tiba di tanah air.
“Kalau sudah ditangani pihak kedutaan, artinya proses pemulangan berada di jalur yang tepat. Yang paling penting, keselamatan mereka prioritas utama,” tegasnya. (Red)







