LENTERA MALUT – Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sofifi, dr. Yazzit Mahri, mengungkapkan pentingnya optimalisasi layanan kesehatan jiwa di Maluku Utara, khususnya untuk masyarakat kurang mampu yang banyak terdampak secara sosial dan ekonomi akibat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
“Kita tahu pasien gangguan jiwa ini mayoritas berasal dari kalangan masyarakat tidak mampu. Misalnya, jika seorang anak mengalami gangguan jiwa, ibunya akan berada dalam dilema: apakah harus bekerja mencari nafkah atau merawat anaknya. Ini bukan hanya persoalan medis, tapi juga berdampak sosial sangat luas,” jelas dr. Yazzit, Senin (15/7/2025) usai rapat bersama Wakil Gubernur, Sarbin Sehe di Sofifi.
Ia menjelaskan bahwa gangguan jiwa berat umumnya bersifat kambuhan. Meskipun saat ini pasien masih bisa dirujuk ke rumah sakit di provinsi lain, namun tanpa dukungan berkelanjutan, seperti pengobatan yang terputus, risiko kekambuhan sangat tinggi.
“Kalau fasilitas di sini belum memadai, pasien bisa sembuh, tapi kambuh lagi. Ini akan terus berulang. Kami sudah banyak menangani pasien seperti itu, dirawat berulang kali,” ujarnya.
Menurut Yazzit, RSJ Sofifi saat ini sebenarnya sudah ada, tinggal dioptimalkan. Ia menyampaikan bahwa rumah sakit kini telah menerima bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat setelah melalui perjuangan panjang sejak tahun 2022.
“Waktu itu kami mengalami bencana yang merusak seluruh bagian plafon rumah sakit. Sejak saat itu kami berjuang untuk mendapatkan perhatian pemerintah pusat,” ungkapnya.
RSJ Sofifi kini masuk dalam Program Kesehatan Jiwa Nasional (PKJN) yang dibentuk oleh Kementerian Kesehatan. Tahun 2022, Kemenkes menunjuk delapan RSJ vertikal nasional untuk mendampingi rumah sakit jiwa daerah, termasuk RSJ Sofifi.
“Tim dari pusat sudah datang langsung melihat kondisi kami. Setelah itu, usulan bantuan diajukan ke pusat, dan alhamdulillah sekarang sudah berjalan. Target kami pada Oktober hingga November 2025 seluruh persyaratan terpenuhi, sehingga pada awal 2026 kami sudah bisa bekerja sama dengan BPJS Kesehatan,” jelasnya optimistis.
Ia mengaku, dorongan dari masyarakat juga sangat besar agar RSJ Sofifi segera bisa melayani pasien BPJS. Banyak masyarakat yang menghubungi langsung maupun melalui pesan WhatsApp untuk menanyakan hal tersebut.
I”nsyaallah, mohon doanya agar kami bisa mencapai akreditasi penjaminan mutu, sehingga dapat menjalin kerja sama dengan BPJS dan melayani masyarakat secara lebih maksimal,” katanya.
Adapun total anggaran yang dikucurkan melalui DAK untuk mendukung peningkatan fasilitas RSJ Sofifi mencapai hampir Rp15 miliar. (Red)