Mislan Syarif saat reses di Taliabu / Dok : Istimewa
LENTERA MALUT – Anggota DPRD Provinsi Maluku Utara daerah pemilihan Sula dan Taliabu, Mislan Syarif melaksanakan reses perdana masa sidang ke satu tahun 2025 di Kabupaten Pulau Taliabu beberapa waktu lalu.
Bertemu warga dan tokoh masyarakat di beberapa titik desa mantan prajurit TNI Angkatan Darat itu rata-rata dikeluhkan masyarakat terkait infrastruktur baik pembangunan jalan, jembatan, dermaga, listrik dan lain-lain.
Mislan dalam kesempatan tersebut menyampaikan dirinya akan memperjuangkan aspirasi masyarakat selagi masih bersentuhan langsung dengan tugas-tugas pemerintahan di provinsi Maluku Utara.
“Status ruas jalan di Taliabu hampir semua milik pemerintah Kabupaten Taliabu sehingga kita kesulitan mengawal pembangunan jalan tingkat provinsi,” ucapnya.
Meskipun demikian, mendengar informasi Pemkab Sula yang tahun ini mendapat bantuan pembangunan jalan dari pemerintah pusat sepanjang kurang lebih 150 kilo meter. Ia juga akan berupaya mencari jalan untuk melobi ke pemerintah pusat agar jalan Taliabu didorong.
Selain itu Mislan menyebutkan dengan suntikan dana pokok-pokok pikiran (Pikir) yang melekat padanya senilai Rp. 1,2 miliar pembangunan yang tidak dapat disentuh oleh pemerintah kabupaten Taliabu akan dibantunya.
“Anggaran pokir saya ada Rp 1,2 miliar. Tentu ini tidak bisa menjawab semua usulan tetapi saya akan masukkan satu dua usulan. Kita bagi-bagi biar di semua desa juga dapat,”cakapnya kepada warga.
Keluhan yang dijanjikan politisi partai Gerindra itu disebutnya akan dimasukkan dalam pokir misalnya jalan tani senilai Rp.100 juta. Kemudian bantuan mesin tempel bagi nelayan dan lain sebagainya.
Persoalan penjualan hasil tangkap nelayan, Mislan bilang sudah bertemu dengan penampung besar di muara Angke Jakarta dan Kadis Perikanan Malut. Untuk itu katanya, dibutuhkan pembangunan dermaga atau pelabuhan yang memadai serta fasilitas colld storage (pendingin).
Sebagai ketua Asosiasi Sepakbola Kabupaten (Askab) PSSI ia juga memastikan bersedia membantu pembangunan fasilitas lapangan sepakbola yang memadai di Taliabu hanya saja terkendala oleh status lahan lapangan yang ada.
Masalah lain juga ialah menyangkut hasil panen raya komoditas perkebunan seperti cengkih yang harganya sering turun. Mislan menyatakan telah bertemu dengan investor di Surabaya sehingga pihak pemodal menyarankan untuk membangun gedung penampung. Hal ini untuk menjaga siklus distribusi ke pihak industri.(Din)