Daya Beli Petani di Maluku Utara Desember 2024 Menurun

Foto : Petani saat menanam padi / Antara

LENTERA MALUT – Daya beli petani atau Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku Utara (Malut) pada bulan Desember 2024 tercatat mengalami penurunan sebesar 103,12 atau 0,11 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya November yakni sebesar 103,23.

Hal ini disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Utara dalamrilis resmi statistik pada beberapa waktu lalu.

Plt Kepala BPS Malut Nurhidayat Maskat dalam siaran pers mengungkapkan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Maluku Utara sebesar 122,61 persen pada bulan Desember 2024 atau mengalami kenaikan sebesar 0,62 persen dibanding IKRT bulan sebelumnya (November 2024) yang sebesar 121,86.

Sementara Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku Utara pada bulan Desember 2024 sebesar 108,67 atau mengalami kenaikan 0,42 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya (November 2024) yang sebesar 108,22.

“Penurunan nilai NTP (daya beli petani) ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani sebesar 125,68 ini mengalami kenaikan sebesar 0,45 oersen jika dibandingkan dengan indeks harga yang diterima petani pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 125,11,”terang Nurhidayat.

Sambung Nurhidayat, sebaliknya untuk indeks harga yang harus dibayar petani itu sebesar 121,88. Menurutnya ini mengalami kenaikan sebesar 0,56 persen yang mana lebih besar dari kenaikan nilai tukar petani tadi jika dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani pada bulan November 2004 yang tercatat sebesar 121,20.

“Selanjutnya jika kita rinci menurut subsektor ada tiga subsektor yang mengalami kenaikan nilai tukar petani yaitu tanaman pangan hortikultura dan perikanan pada kegiatan atau aktivitas nelayan tangkap,”sebut Nurhidayat.

Kata Nurhidayat, nilai tukar petani terbesar pada subsektor tanaman pangan yaitu sebesar 108,14 atau mengalami kenaikan sebesar 0,51 persen jika  dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat nilai tukar petaninya sebesar 17,59.

Adapun nilai tukar petani terbesar yaitu pada subsektor hortikultura, yaitu sebesar 1,75 persen dengan nilai NTP sebesar 102,32 jika dibandingkan nilai tukar petani bulan sebelumnya yaitu tercatat sebesar 100,57.

Sementara subsektor lainnya yang mengalami penurunan nilai tukar petani adalah tanaman perkebunan rakyat dan peternakan serta satu aktivitas pada subsektor perikanan yaitu pembudidayaan ikan. Selain itu disampaikannya juga bahwa penurunan nilai tukar petani terbesar yaitu pada aktivitas subsektor perikanan yaitu pembudidayaan ikan sebesar 0,51 persen.

Nurhidayat juga membeberkan, dalam presentase perubahan NTP Desember 2024 di kawasan timur Indonesia terdapat 8 provinsi mengalami kenaikkan, dimana tiga yang tertinggi ada Sulawesi Tengah sebesar 4,47 persen, Sulawesi Barat sebesar 4,29 persen dan Sulawesi Utara sebesar 2,56 persen.

Kemudian lanjut Nurhidayat, terdapat 6 provinsi yang mengalami penurunan nilai tukar petani termasuk Maluku Utara yaitu sebesar 0,11 persen. Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan nilai tukar petani terbesar adalah Papua Barat yaitu sebesar 1,13 persen.

Seperti diketahui NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *